BATIK TULIS KEBON INDAH

Produk kain batik yang dihasilkan oleh industri Kebon Indah adalah kain panjang. Banyak produk kain panjang yang telah diproduksi dengan tampilan motif yang beraneka ragam. Produk kain panjang yang dihasilkan dengan motif tertentu, maka akan disebut dengan nama motif tersebut. Motif batik digunakan untuk penamaan pola atau kain batik itu sendiri. Misalnya saja, kain panjang yang dibuat dengan Motif Daun Singkong maka akan disebut dengan kain Batik Daun Singkong. Produk kain panjang ini memiliki ukuran panjang 250 cm dan lebar 110 cm. Kain panjang berfungsi sebagai benda pakai untuk kain bawahan yang digunakan oleh kaum wanita. Dalam bahasa Jawa, kain panjang yang digunakan untuk bagian bawah dari pakaian wanita ini disebut jarit. Jarit dipakai dengan cara diikatkan dipinggang yang dikenakan oleh kaum wanita sebagai pakaian sehari-hari. Jarit merupakan pakaian tradisional Jawa yang sampai saat ini masih terjaga eksistensinya.

BATIK TULIS RETNO MULYO

Batik tulis Retno Mulyo merupakan salah satu Usaha Kecil kerajinan Batik tulis yang ada di Desa Kebon, Bayat, Klaten. Usaha kecil ini dirintis oleh Bapak Sunardi/Ibu Sipon sejak Bulan Desember 2009. Masih cukup muda umur dari UKM ini, namun hasilnya tidak  perlu diperhitungkan lagi karena mampu bersaing di pasar. 

}); Sebagai alasan Bpk Sunardi/Ibu sipon mendirikan UKM ini adalah   salah satunya Untuk menyalurkan bakat dari Ibu Sipon yang kebetulan sejak kecil sudah menjadi buruh batik (membatik untuk orang lain) dan Ibu Sipon juga sudah memiliki pengalaman membatik karena kursus batik. Selain menyalurkan bakatnya Ibu Sipon juga memmberikan peluang kerja bagi warga Desa sekitar nya. 

ICE CREAM TRENDY


ICE CREAM TRENDY  : Berasal dari kata ICE = dingin dan CREAM : krim dan dipadukan menjadi ICE CREAM, sedangkan nama TRENDY adalah inspirasi dari si pemilik usaha ICE CREAM TRENDY yang bernama BP. Bambang.
BP. Bambang merupakan seseorang warga Desa kebon yang cukup ulet membangun usaha demi menafkah I anak istinya, Pria kelahiran klaten, juli 1975 ini mempunyai 2 anak laki-laki yang dan 1 orang istri. Sosok Bp. Bambang  merupakan salah satu warga Desa kebon yang memiliki jiwa yang tidak pantang menyerah dan terus berusaha dan juga belajar dari sebuah kegagalan yang dia alami.

SEJARAH DAN ASAL-USUL KOTA KLATEN

Makam Kyai Mlati Pendiri KlatenAda dua versi yang menyebutkan tentang asal mula nama Klaten, versi yang pertama menyebutkan bahwa kata Klaten berasal dari kata Kelati atau buah bibir. Kemudian seiring perjalanan waktu kata kelati ini mengalami disimilasi menjadi Klaten.
Versi kedua beradasarkan kata orang tua terdahulu dan turun temurun yang dikutip dalam buku berjudul “Klaten dari Masa ke Masa” yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993.

Versi kedua ini menyebutkan bahwa Klaten awal mulanya berasal dari kata Melati, Melati adalah nama seorang Kyai yang datang dan menetap ke tempat yang masih hutan belantara (sekarang menjadi kota Klaten) kurang lebih 560 tahun yang lalu, dan semakin lama orang semakin berdatangan dan berkembang hingga menjadi kota Klaten seperti sekarang ini.

Nama lengkap Kyai Melati adalah Kyai Melati Sekolekan. Dan nama dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat kemudian diberi nama dukuh Sekolekan (sekarang menjadi Sekalekan), nama Sekolekan adalah bagian dari nama Kyai Melati Sekolekan.
Kyai Melati dikenal sebagai seorang yang berbudi luhur dan sakti, karena kesaktiannya tersebut perkampungannya selalu aman dari perampok.
Setelah meninggal dunia Kyai Melati dimakamkan di dekat tempat tinggalnya.
Makam Kyai Mlati terletak di pusat kota Klaten, tepatnya d JL. Anggrek, Sekalekan, Klaten. Mungkin belum banyak orang yang tau tentang makam kyai melati ini, makam kyai melati ini dikeramatkan oleh warga sekitar karena merupakan asal mula dari klaten sendiri
Di komplek makam Kyai Mlati ini terdapat banyak makam tua. Tapi yang satu petak dengan makam Kyai Mlati terdapat tiga makam yaitu makam Kyai Mlati dan Istrinya, dan makam adek dari Kyai Mlati. Dan di dekat makam tersebut ada pohon yang dikeramatkan juga. Jika dilihat secara sekilas kompleks Makam Kyai Mlati tersebut memang seperti tidak terurus.
Makam Kyai mlati juga hanya diselimuti kain kafan, tidak seperti makam yang lainnya. Makamnyapun tidak seperti makam jaman sekarang, tapi hanya seperti batu bata yang di susun saja. Makam itu memang dibiarkan seperti itu, agar terlihat alami dan masih ada unsur sejarahnya.
Makam Kyai Mlati
Sebenarnya sudah banyak orang yang tahu akan makam Kyai mlati ini. Kebanyakan orang yang datang ke Makam Kyai Mlati ini untuk mohon doa. Menurut kepercayaan orang yang datang kesana, akan terkabul. Tak sembarang orang juga yang memohon doa di makam tersebut. Biasanya orang-orang berdoa disana untuk mendapatkan jabatan, untuk kelulusan ujian, jodoh dan segala macam yang mereka inginkan. Tapi sebelumnya harus percaya dulu dan melakukan ritual kejawen.
Hingga sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat, belum ada penelitian yang menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri, selama ini peringatan hari jadi kota Klaten diambil dari hari jadi pemerintahan Kabupaten Klaten.
Sumber : PRISTASIANA

REKOMPAK JRF SUKSES BERKAT SWADAYA MASYARAKAT

Klaten - Swadaya masyarakat Desa Kebon, Kecamatan Bayat sangat tinggi dalam waktu setengah tahun mulai Januari 2010 sampai Mei 2010 bisa mengumpulkan dana 108 Juta guna menunjang Rekompak JRF (Proyek Rehabilitasi dan Rekontruksi Masyarakat dan Pemukiman Berbasis Komunitas-Java Recontruction Fund) yang dibiayai Bank Dunia.
Sukaca, Selaku Kepala Desa Kebon mengatakan bahwa swadaya masyarakat merupakan bukti nyata antusias dan keiklasan warga dalam mensukseskan Rekompak JRF yang dibiayai oleh World Bank. Swadaya ini berwujud hibah tanah maupun bangunan yang terkena proyek, tenaga lapangan, dan iuran warga yang keseluruhannya senilai 108 juta rupiah. Dari hibah tanah maupun bangunan tercatat sebanyak 28 warga desa Kebon merelakan dan menghibahkan tanahnya untuk proyek Rekompak JRF.
Untuk tahap pertama ini World Bank memberikan bantuan dana sebesar 350 juta. Bantuan ini telah di implementasikan oleh warga untuk membangun sarana infrastruktur desa yang berupa pembangunan jalan desa, selokan dan talud desa.

DESA PENGHASIL BATIK TULIS RAMAH LINGKUNGAN


Batik Desa Kebon yang menggunakan pewarna alami
Batik merupakan salah satu karya seni terkemuka di seluruh nusantara dan telah menjadi kegiatan produksi yang penting di beberapa kota di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Perindustrian, pada tahun 2009 terdapat 28,287 UKM batik di Inonesia yang mempekerjakan 792.286 tenaga kerja.

Suksesnya pedagangan batik di Indonesia menimbulkan persoalan lingkungan sendiri karena industri batik setiap tahunnya memproduksi kadar emisi CO2 yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan sektor UKM lainnya dengan mengkonsumsi bahan bakar minyak tanah, zat kimia pemutih secara berlebihan sehingga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.
Desa Kebon yang terletak di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, merupakan salah satu sentra batik tulis dengan menggunakan pewarna alam. Sebelum gempa DIY-Jateng 2006, sebagian pembatik di desa ini menjadi buruh batik ditempat usaha batik yang telah memiliki nama di kota-kota besar, seperti Jogja dan Solo. Akan tetapi setelah gempa, sebagian besar dari mereka kembali ke desa dan hanya melakukan pembatikan apabila ada order dari para pengusaha di kota-kota besar.

Workshop Teknologi Tepat Guna Program CBI di Ds Kebon, Klaten


Dua hari setelah  Technical Consultant (TCs) program CBI mendapatkan transfer knowledge penerapan Teknologi Tepat Guna dalam ToT – B, pada tanggal 3 September 2010 dilaksanakan workshop - B di Desa Kebon, Bayat, Klaten. Workshop - B ini merupakan lanjutan dari workshop sebelumnya yang bertujuan untuk memberikan informasi beberapa alternatif teknologi tepat guna yang dapat di terapkan di IKM batik untuk mendukung eko efisiensi.
Materi yang diberikan dalam workshop tersebut disesuaikan dengan permintaan dan kondisi IKM batik setempat yaitu efisiensi penggunaan air, penggunaan kembali larutan zat warna bekas, zat warna alam, optimasi alat pencelupan warna, kompor listrik untuk pembatikan, alat recovery lilin batik dan pengelolaan limbah batik secara sederhana. Selain itu peserta workshop diberikan demo penggunaan kompor listrik untuk pembatikan sebagai alternatif lain dari kompor minyak tanah yang saat ini masih banyak digunakan oleh para pembatik di Desa Kebon, Bayat, Klaten.
Peserta yang berjumlah 20 orang dari IKM batik tersebut sangat antusias mengikuti acara workshop dari awal sampai akhir. Hal itu dapat terlihat dengan beberapa komentar dan pertanyaan dari beberapa peserta terkait dengan materi yang diberikan oleh para TC. Bahkan ada beberapa IKM batik yang tertarik untuk menggunakan teknologi kompor listrik untuk pembatikan yang diproduksi oleh BBKB karena dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan.

DESA PENGHASIL BATIK TULIS RAMAH LINGKUNGAN

Batik Desa Kebon yang menggunakan pewarna alami Batik merupakan salah satu karya seni terkemuka di seluruh nusantara dan tela...